Televisi Swasta Jawa Timur dan Kuantitas Program Bermuatan Lokal : Studi Kasus Televisi Lokal di Surabaya

Dra. Dyva Claretta, MSi

Abstract


Keluhan utama  TV lokal adalah tentang keberadaan Lembaga Penyiaran Televisi Lokal yang kurang bisa bersaing dengan dengan televisi nasional. Hal tersebut didukung oleh data dari  AGB Nielson tentang prilaku khalayak menonton TV lokal hanya 11%.Artinya kesempatan TV lokal untuk menarik penonton lokal hanya 10% dari 100%  program siaran nasional.Sehingga pembagian kue iklan alih alih tetap bermuara di pusat Ibu kota provinsi. Temuan AGB Nielson ini seolah menjadi “momok” bagi TV lokal yang merasa mereka dirugikan. Akibatnya mereka berdalih bahwa ini semua karena hasil riset dengan metode kuantitatif inilah yang menyebabkan mereka tidak kebagian kue iklan sehinngga kurang bisa memproduksi progam lokal dan ketersediaan SDM yang kurang handal.

Keberagaman program acara televisi swasta Surabaya sudah dipenuhi oleh 3 televisi yaitu Arek TV, BC TV dan MHTV, dimana ke 3 televisi ini mampu memproduksi program acaranya sendiri dan benar-benar mengakat kearifan budaya  lokal Surabaya.

Tetapi pada 4 televisi yang lain yaitu MNTV,SCTV,RCTI dan TV ONE belum mampu menyediakan program acara yang merupakan kebutuhan masyarakat Surabaya. Hal itu disebabkan menurut nara sumber dari masing-masing lembaga penyiaran tersebut, membutuhkan biaya produksi yang cukup besar.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


http://ejournal.upnjatim.ac.id/public/site/images/ilkom/gambar_1_341